Suasana di tanah suci saat umroh |
Ibadah Umroh merupakan kegiatan religius setiap muslim yang mampu. Ibadah umroh tidak semata-mata mampu dalam hal biaya, tapi juga mampu dalam menjalankannya yaitu berupa ilmu yang harus dikuasainya, setidaknya rukun, wajib dan sunnah umroh harus dikuasainya. terutama yang rukun, karena kalau yang rukun seperti, niat dengan berihrom, tawaf ifadah, sa’i, diam di padang Arafah dan lain-lainnya tidak dilakukannya, Dan bila yang wajib tidak dilakukannnya, itu bisa digantikan dengan dam atau denda.
Oleh karena itu, para jamaah umroh memang harus membekali diri dengan pengetahuan tentang umroh yang cukup yaitu dengan melaksakan manasik umroh. Namun demikian jangan takut untuk pergi umroh atau menunaikan ibadah Umroh. Kalau ada cerita-cerita yang membuat “serem” melakukan ibadah umroh, ya anggap saja sebagai pengetahuan dan pengalaman. Ibadah umroh itu memang bukan jalan-jalan, bukan piknik, bukan perjalanan wisata, tapi perjalanan ibadah menuju “rumah-Nya” baitullah, dambaan setiap muslim yang beriman dan wajib menjalankankannya bila mampu, ya mampu segalanya, ya dana, tenaga, waktu dan lain sebagainya. Karena perjalanan untuk ibadah maka jangan main-main, apa lagi berkata-kata yang kotor, jorok, ribut dengan sesama jamaah, sombong dan lain sebagainya.
Kisah seorang saat melakukan umroh
Pernah seseorang bercerita kepada saya tentang perjalanan hajinya, ia seorang pedagang yang baik dan jujur, pergi ibadah umroh bersama sang istri. Setelah beberapa kali mengikuti manasik, sang pedagang mengatahui bahwa ia harus membawa tas untuk tempat sandal saat ia memasuki Masjidil Haram atau Masjid Nabawi, maka dibelinya tas tersebut. Pada suatu hari, pedagang yang sudah terbiasa memasukkan sandalnya ke dalam tas sandal berkata kepada sang istri saat akan memasuki Masjidil Haram "sandalnya disini saja, sepi kok. Tenang, ga akan ada yang ambil". Tapi ternyata ketika sang pedagang dan istri keluar masjid dan hendak memakai sandal, sandal tersebut raib entah kemana. Salah satu kesombongan manusia di Tanah Suci. Atau anda pernah mendengar cerita ketika ada jamaah umroh yang tidak pulang-pulang selama tiga hari ke pondokannya yang disebabkan sifat sombongnya, ketika mau keluar dari rombongan berkata” Ah gampang… kan pondokan kita dekat, nanti saya pulang sendiri” Lalu apa yang terjadi? Jamaah yang sombong tadi tak pulang-pulang ke pondokan sampai tiga hari! Dan dia baru bisa pulang setelah dibacakan surat Al Fatihah dan dilakukan tahlil khusus agar jemaah haji ini bisa ditemukan di tengah jutaan manusia, dan Alhamdulillah berkat doa yang ikhlas dari jamaah umroh lainnya dalam rombongan tadi, orang ini akhirnya ditemukan! Dan ada lagi, ketika sholat tiba-tiba di tabrak orang lain, eh ternyata orang ini memang sering melanggar aturan ketika di tanah air. Atau ada yang tiba-tiba tanpa salah apa-apa ada jamaah yang ditabok atau ditampar begitu keras secara tiba-tiba, dan orang itu segera intropeksi diri, dan carita pada temannya, bahwa itu mungkin ganjaran ketika di tanah air suka menggampar orang lain dan orang lain tadi bawahnnya! Dan memang banyak sekali cerita yang dibawa ketika seseorang pulang menunaikan ibadah haji. Baik itu cerita yang baik ataupun yang buruk.
Meminta maaf dengan orang terdekat sebelum berangkat umroh
Disarankan untuk para calon jamaah yang akan pergi ibadah umroh meminta maaf ke seluruh orang yang akan ditinggalkannya dan bertaubat taubatan nasuuhaa. Banyak istigfar, mohon ampun kepada-Nya, bila itu yang terjadi, maka pengalaman baik pun akan terjadi. Bisa tiba-tiba ada yang memberikan makanan tanpa diminta, lagi kehausan tiba-tiba ada yang memberikan air minum tanpa diminta. Lagi sedang kepanasan, eh ada yang melemparkan botol minuman ke arahnya, sedang ngatuk eh ada yang tiba-tiba memberikan jeruk dan apel dan banyak lagi cerita yang lainnya. Dan juga sebagai orang Indonesia yang berpostur tubuh kecil, tiba-tiba ada yang mengangkat dan membawa anda mendekati ka'bah hingga bisa mencium hajar aswad dengan mudahnya. Anda mungkin pernah melihat ada calon ibadah umroh yang sudah renta dan datang dari jauh, dari pulau – pulau yang terpencil, yang bahasa Indonesiapun dia tak mengerti, hanya bisa bahasa local, tapi penuh semangat melakukan ibadah haji dan tak ada perasaan takut. Dan jika anda tahu, sungguh orang-orang Palestina sangat iri kepada orang Indonesia yang bisa pergi haji setiap tahunnya.
semoga bermanfaat
wassalam
kunjungi pula artikel lainnya
0 komentar:
Posting Komentar