travel alhijaz, paket umroh murah 2017, umroh desember 2017, paket umroh januari 2017, paket umroh februari 2017, paket umroh maret 2017, daftar haji plus, jadwal keberangkatan umroh, kontak travel alhijaz, alamat kantor travel alhijaz, lokasi kantor travel alhijaz, travel alhijaz indowisata| travel umroh haji plus di jakarta utara, jakarta timur, jakarta barat, jakarta selatan, biaya promo paket umroh murah bulan desember 2016-2017 flight by Saudi Airlines | Travel Umroh Alhijaz Indowisata direct madinah

Spesial PROMO UMROH 2017 | Travel Umroh AlHijaz Indowisata Jakarta Timur | Harga Paket Umroh Murah Promo 2017 PROMO JANUARI 2024 | Travel Umroh AlHijaz Indowisata Jakarta Timur : Info dan Tips| Biaya Promo Paket Umroh Murah januari 2017 flyght by Saudi Airlines | Travel Umroh AlHijaz Indowisata Jakarta Timur Info dan TipsPROMO JANUARI 2024 | Travel Umroh AlHijaz Indowisata Jakarta Timur

LABBAIK ALLAHUMA LABBAIK

Tampilkan postingan dengan label Info dan Tips. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Info dan Tips. Tampilkan semua postingan

12 September 2015

Mentri Agama Pastikan Korban Musibah Jatuhnya Crane Dapat Santunan Sesuai Asuransi Haji

Mentri Agama Pastikan Korban Crane Dapat Santunan Sesuai Asuransi Haji


REPUBLIKA.CO.ID, MAKKAH -- Sebagian besar jamaah yang menjadi korban terjatuhnya crane di Masjidil Haram, Makkah, mengalami luka di bagian kepala dan patah kaki.

"Dua jamaah yang meninggal juga mengalami cedera di bagian kepala," kata Dr Yanuar yang bertugas di Balai Pengobatan Haji Indonesia (BPHI) Daerah Kerja (Daker) Makkah, Sabtu (12/9) dini hari waktu Arab Saudi. Hal ini dilaporkan wartawan RepublikaRatna Puspita.

Sebelumnya, Menteri Agama yang juga Amirul Haj Indonesia Lukman Hakim Saifuddin sudah mengunjungi korban yang dirawat di RS An Noor. Dia melihat kondisi jamaah yang sebagian besar mengalami luka di bagian kaki dan kepala.

Lukman juga sempat dipeluk seorang jamaah bernama Nuruddin sudah langsung keluar dari rumah sakit setelah mendapatkan perawatan. Nuruddin mengalami luka di bagian kepala dan kaki. "Jangan putus doanya ya, pak," kata Nuruddin kepada Lukman.

Promo Umroh Desember 2015 - 28 Desember 2015  Start 1575 USD

Lukman sempat mengatakan pemerintah sangat berduka dengan jatuhnya crane di Masjidil Haram. Dia berharap jamaah haji Indonesia yang menjadi korban dapat memperbesar sabar. Dia juga meminta keluarga di Indonesia tidak khawatir karena jamaah yang mengalami luka-luka sudah mendapatkan perawatan dari dokter-dokter di RS milik Pemerintah Arab SAudi.

Lukman pun berterima kasih kepada Pemerintah Saudi yang sudah bertindak dengan seksama. "Jamaah sudah ditangani oleh para dokter profesional. Kami juga akan memberikan santunan korban jiwa dan luka sesuai asuransi haji," ujar dia.



Penyebab Crane Jatuh Versi Saksi Mata di Mekkah
Suasana Masjidil Haram Setelah Jatuhnya Crane
Seorang karyawan Masjidil Haram Abdel Aziz Naqoor mengaku melihat crane jatuh setelah badai besar datang. "Kalau bukan karena Tawaf, cedera dan kematian akan lebih banyak lagi," ujar Aziz Naqoor, dilansir dari the Guardian, Sabtu (12/9).

Dia mengatakan seperti itu karena melihat bagaimana situasi jalan sangat tertutup dan semua orang padat sedang mengelilingi Kabah. Sedangkan mengenai banyaknya korban yang berjatuhan akibat peritiwa tersebut, itu bukan lagi menjadi hal yang aneh.


Cuaca ekstrem, seperti hujan lebat, petir, dan angin kencang dinyatakan pihak berwenang Arab Saudi menjadi penyebab awal keruntuhan tersebut. Sedangkan di Masjidil Haram sendiri sudah dua tahun sedang dalam masa perluasan masjid. 

Pekerjaan kontruksi dipimpin oKontruksi raksasa milik Saudi Binladin Group, namun masih belum mendapatkan konfirmasi apakah crane yang menimpa jamaah itu milik mereka.


Pada zaman modern ini, Makkah menjadi tempat satu-satunya berkumpul ratusan ribu manusia dari seluruh penjuru dunia. Maka ketika tiba-tiba datang musibah, wajar jika menelan banyak korban sekaligus.

Sedangkan mengenai kronologis peristiwanya, saat itu Makkah sedang malam. Sebuah derek kontruksui jatuh menimpa para jamaah haji dan bangunan masjid. Data terakhir menunjukkan sebanyak 107 orang tewas dan 201 luka-luka. 

Hingga saat ini, pemerintah Arab Saudi masih terus melakukan evakuasi dan memastikan identitas korban yang meninggal dan mereka yang luka-luka. Diketahui, sembilan dari warga India teramsuk dalam jamaah yang mengalami luka-luka.

Kondisi masjid sendiri dikabarkan seperti terlihat ada kawah besar pada lantai masjid, kemudian puing-puing bangunan dan noda darah berserakan di lantai masjid. Gubernur wilayah Makkah, Pangeran Khaled Faisal, memerintahkan penyelidikan atas peristiwa tersebut.
http://goo.gl/mEPxvz

REPUBLIKA.CO.ID, JEDDAH  --  Pemerintah Arab Saudi sepakat untuk menambah kuota haji Indonesia sebanyak 10 ribu orang dari jumlah yang ada saat ini 168 ribu orang.
"Ada beberapa yang langsung dihasilkan, ketika makan siang presiden menyampaikan permintaan ke Raja Arab Saudi, tambahan kuota haji, tambah 10 ribu dan disetujui," kata Sekretaris Kabinet Pramono Anung kepada wartawan disela-sela mendampingi Presiden Joko Widodo menerima sejumlah menteri Arab Saudi di Istana Raja Faisal, Jeddah, Sabtu (12/9) malam atau Ahad (13/9) dini hari WIB.

Pramono mengatakan, sebagai tindaklanjut pembicaraan saat pertemuan antara Presiden Joko Widodo dengan Raja Salman bin Abdul Aziz, beberapa jam kemudian Presiden menerima kunjungan sejumlah menteri termasuk utusan khusus Raja Arab Saudi yang menyampaikan persetujuan Raja atas penambahan kuota bagi jamaah haji Indonesia.
"Kuota menjadi penting, karena jumlah penduduk banyak, orang bisa mengantri sampai 10 tahun, meski baru 10 ribu diharapkan tahun depan bisa kembali 200 ribu lebih," kata Seskab.
Menurut Pramono Anung, pemerintah memberikan perhatian pada peningkatan pelayanan haji dan diharapkan akan semakin meningkat setiap tahunnya.
Mendampingi Presiden saat menerima sejumlah menteri Arab Saudi antara lain Menlu Retno P Marsudi, Menko Perekonomian Darmin Nasution, Menteri ESDM Sudirman Said, Seskab Pramono Anung dan Utusan Khusus Presiden untuk Timur Tengah Alwi Shihab.

28 Juli 2015

Bila berangkat dari Madinah :

1. Menuju tempat miqat (tempat mulai niat umroh dan berpakaian ihram) di Bir Ali. Namun boleh juga sejak di Madinah mulai memakai pakaian ihrom, tetapi niatnya tetap dimulai di Bir Ali. Setelah berganti pakaian, shalat sunnah ihram 2 rakaat.
Niat umroh : Labbaikallohumma umrotan
("Saya penuhi panggilan-Mu ya Allah untuk melaksanakan umroh")

2. Sejak memakai pakaian ihrom, tidak boleh menggunakan wangi-wangian, mandi memakai sabun, sikat gigi pakai odol, memakai peci atau pakaian lain, dan berhubungan suami istri.

3. Sepanjang perjalanan menuju ke Makkah, membaca kalimat talbiyah sebanyak-banyaknya :

"Labbaikallohumma labbaik. Labbaika la syarikalaka labaik. Innal hamda wanni'mata laka wal mulk, la syarikalak".
("Saya penuhi panggilan-Mu ya Allah, aku penuhi panggilan-Mu. Aku penuhi panggilan-Mu, tidak ada sekutu bagi-Mu, aku penuhi panggilan-Mu. Sesungguhnya segala pujian dan kenikmatan adalah milik-Mu dan juga kerajaan, tidak ada sekutu bagi-Mu") 

4. Sesampai di Masjidil Haram, tawaf mengelilingi Ka'bah sebanyak 7 kali.

- Putaran 1-3 berlari-lari kecil.

- Putaran 4-7 berjalan biasa.

- Tempat awal mulai tawaf : garis lurus (tapi garisnya tidak ada) antara pintu Ka'bah dan tanda lampu yang di pasang di sisi masjid.

- Pada batas ini, sambil melihat ke Ka'bah, kita melambaikan tangan 3 kali sambil mengucapkan : "Bismillah, Allahu Akbar".

- Sepanjang tawaf membaca do'a. Untuk mudahnya bisa membaca do'a sapu jagad : "Rabbana atina fiddun-ya hasanah, wafil akhirati hasanah waqina adzabannar".

5. Shalat 2 rakaat di depan makam Ibrahim.

6. Minum air zam-zam. Sebelumnya berdoa terlebih dahulu.

7. Sa'i antara Shofa dan Marwa, 7 kali bolak balik.

- Cara menghitungnya : dari Shofa ke Marwa 1, Marwa ke Shofa 2, dan seterusnya, berakhir di Marwa.

- Sai dilakukan dengan berjalan, tapi pada batas antara 2 lampu, berlari-lari kecil.

8. Cukur rambut.

- Boleh cukur sebagian.

- Lebih afdhol, cukur semua. (Biasanya, saat sampai di Marwa pada putaran terakhir, cukur sebagian dulu tanda selesai umroh. Pada saat keluar masjid, ketemu tukang cukur, baru cukur semua).

Alhamdulillah, selesai.

Bila sudah berada di Makkah, maka salah satu tempat miqatnya bisa di Tan'im. Jadi ke Tan'im dulu untuk niat ihram, baru ke Masjidil Haram untuk thawaf, dan seterusnya seperti di atas.

Catatan :

- Kita boleh melakukan umroh untuk orang yang sudah meninggal.


Miqot Umroh dan Haji Sesuai Tuntunan Sunnah


Miqot umroh dan haji.  Miqot adalah batas-batas waktu atau tempat-tempat yang ditetapkan oleh Rasulullah SAW untuk dimulainya ibadah umroh dan haji. Apabila melintasi miqat umroh, seseorang yang ingin mengerjakan umroh dan haji harus mengenakan kain ikhrom dan melafatkan niat.

========================================================================



========================================================================

Kegiatan Jamaah Umroh Haji selama di Miqot

Kegiatan jemaah umroh dan haji di miqot umroh dan haji adalah mempersiapkan diri untuk memulai ibadah umroh dan haji. Meliputi:

Bila belum mandi besar atau mandi junub maka diwajibkan mandi junub dan mengambil wudlu.
Diperbolehkan menggunakan wangi-wangian di tubuh bukan di kain ikhrom atau baju ikhorm.
Memakai pakaian ikhrom sesuai ketentuan. Untuk perempuan adalah menutup seluruh tubuh dari ujung kaki hingga ujung rambut kecuali telapak tangan dan muka. Meski boleh menggunakan baju warna apapaun namun yang afdol adalah warna putih. Yang perlu diperhatikan adalah lengan baju, harap ditambahkan penutup ujung tangan yang ketat sehingga waktu melakukan isti’lam atau mengangkat tangan kepada Ka’bah maka aurat tidak tersingkap.
Bagi laki-laki menggunakan dua helai kain ikhrom tanpa berjahit, tidak memakai topi atau peci atau surban atau penutup kepala apapun. Tidak boleh menggunakan sepatu yang menutup mata kaki. Namun diperbolehkan menggunakan sabuk tanpa berjahit juga peniti. Sabuk ini umumnya sudah bisa langsung dibeli di toko perlengkapan umroh haji atau biasanya sudah diberikan oleh pihak travel dalam satu paket perlengkapan. Kain ikhrom yang afdol digunakan adalah berwarna putih.
Melakukan sholat sunah ikhrom dua rekaat. Ketentuan sholat sunah ini masih kilafiyah. Bagi yang meyakini dipersilakan dan bagi yang tidak meyakini juga dipersilakan.
Setelah semuanya siap, maka jamaah umroh melafatkan doa dan niat umroh haji dengan cara disuarakan secara sendiri-sendiri. Maksudnya suaranya agak dikeraskan sehingga telinga kita mendengar doa tersebut. Lafat niat atau doa umroh dan haji dibahas artikel tersendiri.
Selanjutnya berlakukanlah semua larangan ikhrom yang wajib dihindari oleh jamaah umroh dan haji.
Sepanjang perjalanan dari miqot menuju Masjidil Haram jamaah umroh agar membaca sebanyak-banyak talbiyah secara sendiri-sendiri. Lafat talbiyah dibahas dalam artikel tersendiri
Jenis-jenis Miqot Umroh dan Haji
Nabi Muhammad SAW menentukan 5 tempat memulai ihram (miqot). Wajib bagi umat Islam dari seluruh penjuru dunia yang hendak berhaji atau umroh berihram dari tempat-tempat ynag sudah ditetapkan Rasulullah tersebut.

Rasululllah bersabda, "Dia (miqot-miqot) itu untuk penduduknya dan orang yang datang melewatinya yang hendak melaksanakan haji dan umroh." HR Bukhari Muslim.

Miqot umroh haji terdiri dari dua jenis :
Miqat Zamani (ﻣﻴﻘﺎﺕ ﺯﻣﺎﻧﻲ) – batas yang ditentukan berdasarkan waktu:
Bagi haji, miqat bermula pada bulan Syawal sampai terbit fajar tanggal 10 Zulhijah yaitu ketika ibadah haji dilaksanakan.

Bagi umrah, miqat zamani bermula pada sepanjang tahun pada waktu umrah dapat dilakukan.

Miqat Makani (ﻣﻴﻘﺎﺕ ﻣﻛﺎﻧﻲ) – batas yang ditentukan berdasarkan tempat:
Miqot Yalamlam. Bagi jamaah yang datang dari sebelah timur seperti Indonesia, Malaysia, Singapura dan kebanyakan negara Asia lain, tempatnya adalah di Yalamlam (As Sa’diyah) atau Jeddah. Khusus miqot di Bandara King Abdul Aziz Jeddah lihat pembahasan artikel tersendiri.

Miqot Al Juhfah. Bagi jamaah yang datang dari barat seperti Syam, Magribu dan Mesir serta yang melewatinya, miqatnya di Juhfah atau Juhafah. Berada di dekat kota Rabig. Berjarak 183 km dari Makkah al Makarommah.

Miqot Qarnul Manazil. Bagi jamaah yang datang dari selatan seperti, Najed tempat untuk berihram adalah Qarnul Manazil. Sekarang dinamakan Sail al-Kabir. Berjarak 75 km dari Makkah al Makarommah.

Miqot Dzulhulaifah atau Bir Ali. Bagi jamaah yang datang dari Madinah atau yang melewatinya, tempatnya di Dzulhulaifah Bir Ali (Abyar 'Ali). Sekarang dinamakan Bir Ali. Berjarak 450km dari Makkah al Makarommah.

Miqot Dzatu "Irqin. Bagi jamaah yang datang dari bahagian Iraq adalah di Dzatu 'Irqin (Adh Dhoribah). Berjarak 94km dari Makkah al Makarommah.

Miqot Ji'ronah, Tan'eim, dan Hudaibiyah. Bagi jamaah umroh dan haji yang tinggal di Makkah , tempat untuk ikhrom haji adalah Makkah itu sendiri (rumah atau hotel sendiri). Untuk umrah ialah keluar dari tanah haram Makkah yaitu sebaiknya di Ji'ranah, Tan'eim atau Hudaibiyah. Adapun penduduk yang tinggal di dalam area miqot, seperti penduduk Jeddah, Mustaurah, Badar, Bahrah, Umu Sulem, Syaro'i, dan lain-lain, mereka itu berihram dari tempat tinggalnya. Tempat tinggal mereka itu merupakan miqot bagi mereka semua.

Tidak boleh bagi seseorang yang berhaji atau berumroh melewati miqot tanpa ihram. Jika melewatinya tanpa ihram, maka wajib kembali ke miqot untuk berihram. Jika tidak kembali, maka wajib baginya menunaikan dam (fidyah), namun haji dan umrahnya sah. Jika ia berihram sebelum miqot, maka haji dan umrahnya sah, namun dinilai makruh.

Keistimewaan Puasa Syawal Setara Pahala Puasa Setahun Penuh


Puasa Syawal sungguh memiliki keistimewaan dan keutamaan tersendiri. Puasa Syawal 6 hari setelah puasa Ramadhan satu bulan penuh, Allah SWT menyediakan pahala puasa tersebut setahun penuh. Subkhanallah ! Bayangkan betapa besarnya pahala yang disediakan Allah SWT untuk puasa Syawal ini.

Puasa enam hari bulan Syawal selepas mengerjakan puasa wajib bulan Ramadhan adalah amalan sunnat yang dianjurkan bukan wajib. Seorang muslim dianjurkan mengerjakan puasa enam hari bulan Syawal ini untuk meraih pahal puasa stau tahun penuh.
Dasar Hukum Mengerjakan Puasa Syawal.

========================================================================

INFORMASI PAKET UMROH PROMO DESEMBER 2015 MULAI $1.550

========================================================================

Rasulullah Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam menyampaikan:
“Barangsiapa yang berpuasa Ramadhan kemudian berpuasa enam hari di bulan Syawal, maka dia berpuasa seperti setahun penuh.” (HR. Muslim no. 1164).
Dari Tsauban, bekas budak Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, dari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, beliau bersabda, “Barangsiapa berpuasa enam hari di bulan Syawal setelah Idul Fithri, maka ia telah menyempurnakan puasa setahun penuh. Karena siapa saja yang melakukan kebaikan, maka akan dibalas sepuluh kebaikan semisal.”  (HR. Ibnu Majah no. 1715. Al Hafizh Abu Thohir mengatakan bahwa hadits ini shahih).
"Allah telah melipatgandakan setiap kebaikan dengan sepuluh kali lipat. Puasa bulan Ramadhan setara dengan berpuasa sebanyak sepuluh bulan. Dan puasa enam hari bulan Syawal yang menggenapkannya satu tahun."
(H.R An-Nasa'i dan Ibnu Majah dan dicantumkan dalam Shahih At-Targhib).

Itulah dalil dari jumhur atau mayoritas ulama yag menunjukkan syariat puasa Syawal. Madzhab Abu Hanifah, Syafi’i dan Imam Ahmad sepakat berpendapat puasa Syawal hukumnya adalah sunnah. Adapun Imam Malik memakruhkannya.
Namun sebagaimana kata Imam Nawawi rahimahullah, “Pendapat dalam madzhab Syafi’i yang menyunnahkan puasa Syawal didukung dengan dalil tegas ini. Jika telah terbukti adanya dukungan dalil dari hadits, maka pendapat tersebut tidaklah ditinggalkan hanya karena perkataan sebagian orang.
Bahkan ajaran Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam tidaklah ditinggalkan walau mayoritas atau seluruh manusia menyelisihinya. Sedangkan ulama yang khawatir jika puasa Syawal sampai disangka wajib, maka itu sangkaan yang sama saja bisa membatalkan anjuran puasa ‘Arafah, puasa ‘Asyura’ dan puasa sunnah lainnya.” (Syarh Shahih Muslim, 8: 51) 

Puasa Syawal Seperti Berpuasa Setahun Penuh

Itulah keistimewaan dan keutamaan puasa syawal. Jadi sayang kalau dilewatkan sementara, kita sudah berhasil puasa Ramadhan satu bulan penuh. Apalagi kesehatan kita prima. Lebih nikmat lagi puasa syawal ini tidak memberatkan karena kita bisa melakukan dengan beberapa pola puasa sesuai kemampuan kita. 

Sebelumnya mari kita cermati dulu dalil berikut:
 “Barang siapa membawa amal yang baik maka baginya (pahala) sepuluh kali lipat amalnya; dan barang siapa yang membawa perbuatan yang jahat maka dia tidak diberi pembalasan melainkan seimbang dengan kejahatannya, sedang mereka sedikit pun tidak dianiaya (dirugikan) (Al-Quran: Al-An’aam-160).

Rasulullah Muhammad  shallallahu ‘alaihi wa sallam   bersabda:
Dari Abu Hurairah r.a., bahwa Rasulullah SAW bersabda, "Jika seseorang memperbagus keislamannya, maka setiap kebaikan yang dilakukannya dituliskan 10 hingga 700 kali lipat, sedangkan setiap kejelekannya hanya ditulis sepertinya (satu saja)" (HR. Muslim).

Dari Tsauban, bekas budak Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, dari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, beliau bersabda, “Barangsiapa berpuasa enam hari di bulan Syawal setelah Idul Fithri, maka ia telah menyempurnakan puasa setahun penuh. Karena siapa saja yang melakukan kebaikan, maka akan dibalas sepuluh kebaikan semisal.”  (HR. Ibnu Majah no. 1715. Al Hafizh Abu Thohir mengatakan bahwa hadits ini shahih).

Dari dalil-dalil diatas, disebutkan bahwa setiap kebaikan akan dibalas minimal dengan sepuluh kebaikan yang semisal. Berarti puasa Ramadhan kita selama sebulan penuh akan dibalas dengan 10 bulan kebaikan puasa. Sedangkan puasa enam hari di bulan Syawal akan dibalas minimal dengan 60 hari (2 bulan) kebaikan puasa. Jika dijumlah, maka seseorang sama saja melaksanakan puasa 10 bulan + 2 bulan  atau 12 bulan. Itulah mengapa orang yang melakukan puasa Syawal bisa mendapatkan ganjaran pahala puasa setahun penuh.


Tata Cara Puasa Syawal

1. Puasa sunnah Syawal dilakukan selama enam hari
Sebagaimana disebutkan dalam hadits bahwa puasa Syawal itu dilakukan selama enam hari. Lafazh hadits di atas adalah: “Barangsiapa yang berpuasa Ramadhan kemudian berpuasa enam hari di bulan Syawal, maka dia berpuasa seperti setahun penuh.” (HR. Muslim no. 1164).
Dari hadits tersebut, Syaikh Muhammad bin Sholih Al ‘Utsaimin berkata, “Yang disunnahkan adalah berpuasa enam hari di bulan Syawal.” (Syarhul Mumti’, 6: 464).

2. Lebih utama dilaksanakan sehari setelah Idul Fitri, namun tidak mengapa jika diakhirkan asalkan masih di bulan Syawal.
Syaikh Muhammad bin Sholih Al ‘Utsaimin rahimahullah berkata, “Para fuqoha berkata bahwa yang lebih utama, enam hari di atas dilakukan setelah Idul Fithri (1 Syawal) secara langsung. Ini menunjukkan bersegera dalam melakukan kebaikan.” (Syarhul Mumti’, 6: 465).

3. Lebih utama dilakukan secara berurutan namun tidak mengapa jika dilakukan tidak berurutan.
Syaikh Ibnu ‘Utsaimin juga berkata, “Lebih utama puasa Syawal dilakukan secara berurutan karena itulah yang umumnya lebih mudah. Itu pun tanda berlomba-lomba dalam hal yang diperintahkan.” (Idem)

4. Usahakan untuk menunaikan qodho’ puasa Ramadhan terlebih dahulu. Khususnya bagi kaum wanita karean haid atau mereka yang pernah meninggakan puasa Ramadhan karena sebab yang syari, agar mendapatkan ganjaran puasa Syawal yaitu puasa setahun penuh.

Ibnu Rajab Al Hambali rahimahullah berkata, “Siapa yang mempunyai kewajiban qodho’ puasa Ramadhan, hendaklah ia memulai puasa qodho’nya di bulan Syawal. Hal itu lebih akan membuat kewajiban seorang muslim menjadi gugur. Bahkan puasa qodho’ itu lebih utama dari puasa enam hari Syawal.” (Lathoiful Ma’arif, hal. 391).

Begitu pula beliau mengatakan, “Siapa yang memulai qodho’ puasa Ramadhan terlebih dahulu dari puasa Syawal, lalu ia menginginkan puasa enam hari di bulan Syawal setelah qodho’nya sempurna, maka itu lebih baik. Inilah yang dimaksud dalam hadits yaitu bagi yang menjalani ibadah puasa Ramadhan lalu mengikuti puasa enam hari di bulan Syawal. Namun pahala puasa Syawal itu tidak bisa digapai jika menunaikan qodho’ puasanya di bulan Syawal. Karena puasa enam hari di bulan Syawal tetap harus dilakukan setelah qodho’ itu dilakukan.” (Lathoiful Ma’arif, hal. 392).

5. Boleh melakukan puasa Syawal pada hari Jum’at dan hari Sabtu.

Imam Nawawi rahimahullah mengatakan, “Ulama Syafi’iyah berpendapat bahwa dimakruhkan berpuasa pada hari Jum’at secara bersendirian. Namun jika diikuti puasa sebelum atau sesudahnya atau bertepatan dengan kebiasaan puasa seperti berpuasa nadzar karena sembuh dari sakit dan bertepatan dengan hari Jum’at, maka tidaklah makruh.” (Al Majmu’ Syarh Al Muhaddzab, 6: 309).
Hal ini menunjukkan masih bolehnya berpuasa Syawal pada hari Jum’at karena bertepatan dengan kebiasaan.
Adapun berpuasa Syawal pada hari Sabtu juga masih dibolehkan sebagaimana puasa lainnya yang memiliki sebab masih dibolehkan dilakukan pada hari Sabtu, misalnya jika melakukan puasa Arafah pada hari Sabtu. Ada fatwa dari Komisi Fatwa Kerajaan Saudi Arabia berikut ini.

Semoga Allah memudahkan kita untuk melakukan puasa Syawal ini setelah sebelumnya berusaha menunaikan puasa qodho’ Ramadhan. Hanya Allah yang memberi hidayah untuk terus beramal sholih.


Puasa syawal, tata cara puasa syawal, hukum puasa syawal, pahala puasa syawal, waktu mengerjakan puasa syawal, puasa ramadhan 

Dapatkan info menarik lainnya

Umroh Promo Akhir Tahun 2015
Umroh Promo Desember 2015

Keutamaan Puasa di Bulan Sya'ban


Bulan Sya’ban memiliki beberapa keutamaan di antaranya bulan tersebut adalah persiapan menjelang puasa Ramadhan. Di antara amalan yang utama di bulan ini adalah melakukan puasa sunnah Sya’ban. Yang dianjurkan adalah memperbanyak puasa pada bulan tersebut dan harinya pun bebas memilih sesuai kemampuan.

Keutamaan Bulan Sya’ban

Dari Usamah bin Zaid, beliau berkata, “Katakanlah wahai Rasulullah, aku tidak pernah melihatmu berpuasa selama sebulan dari bulan-bulannya selain di bulan Sya’ban”. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

ذَلِكَ شَهْرٌ يَغْفُلُ النَّاسُ عَنْهُ بَيْنَ رَجَبٍ وَرَمَضَانَ وَهُوَ شَهْرٌ تُرْفَعُ فِيهِ الْأَعْمَالُ إِلَى رَبِّ الْعَالَمِينَ فَأُحِبُّ أَنْ يُرْفَعَ عَمَلِي وَأَنَا صَائِمٌ
“Bulan Sya’ban adalah bulan di mana manusia mulai lalai yaitu di antara bulan Rajab dan Ramadhan. Bulan tersebut adalah bulan dinaikkannya berbagai amalan kepada Allah, Rabb semesta alam. Oleh karena itu, aku amatlah suka untuk berpuasa ketika amalanku dinaikkan.” (HR. An Nasa’i. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini hasan).

Ibnu Rajab rahimahullah mengatakan, “Dalam hadits di atas terdapat dalil mengenai dianjurkannya melakukan amalan ketaatan di saat manusia lalai. Inilah amalan yang dicintai di sisi Allah.” (Lathoif Al Ma’arif, 235)

Banyak Berpuasa di Bulan Sya’ban

Terdapat suatu amalan yang dapat dilakukan di bulan ini yaitu amalan puasa. Bahkan Nabishallallahu ‘alaihi wa sallam sendiri banyak berpuasa ketika bulan Sya’ban dibanding bulan-bulan lainnya selain puasa wajib di bulan Ramadhan.

Dari ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha, beliau mengatakan,

كَانَ رَسُولُ اللَّهِ – صلى الله عليه وسلم – يَصُومُ حَتَّى نَقُولَ لاَ يُفْطِرُ ، وَيُفْطِرُ حَتَّى نَقُولَ لاَ يَصُومُ . فَمَا رَأَيْتُ رَسُولَ اللَّهِ – صلى الله عليه وسلم – اسْتَكْمَلَ صِيَامَ شَهْرٍ إِلاَّ رَمَضَانَ ، وَمَا رَأَيْتُهُ أَكْثَرَ صِيَامًا مِنْهُ فِى شَعْبَانَ
“Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam biasa berpuasa, sampai kami katakan bahwa beliau tidak berbuka. Beliau pun berbuka sampai kami katakan bahwa beliau tidak berpuasa. Aku tidak pernah sama sekali melihat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam berpuasa secara sempurna sebulan penuh selain pada bulan Ramadhan. Aku pun tidak pernah melihat beliau berpuasa yang lebih banyak daripada berpuasa di bulan Sya’ban.” (HR. Bukhari no. 1969 dan Muslim no. 1156)

‘Aisyah radhiyallahu ‘anha juga mengatakan,

لَمْ يَكُنِ النَّبِىُّ – صلى الله عليه وسلم – يَصُومُ شَهْرًا أَكْثَرَ مِنْ شَعْبَانَ ، فَإِنَّهُ كَانَ يَصُومُ شَعْبَانَ كُلَّهُ
“Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam tidak biasa berpuasa pada satu bulan yang lebih banyak dari bulan Sya’ban. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam biasa berpuasa pada bulan Sya’ban seluruhnya.” (HR. Bukhari no. 1970 dan Muslim no. 1156)

Dalam lafazh Muslim, ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha mengatakan,

كَانَ يَصُومُ شَعْبَانَ كُلَّهُ كَانَ يَصُومُ شَعْبَانَ إِلاَّ قَلِيلاً.
“Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam biasa berpuasa pada bulan Sya’ban seluruhnya. Namun beliau berpuasa hanya sedikit hari saja.” (HR. Muslim no. 1156)

Dari Ummu Salamah, beliau mengatakan,

أَنَّهُ لَمْ يَكُنْ يَصُومُ مِنَ السَّنَةِ شَهْرًا تَامًّا إِلاَّ شَعْبَانَ يَصِلُهُ بِرَمَضَانَ.
“Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam setahun tidak berpuasa sebulan penuh selain pada bulan Sya’ban, lalu dilanjutkan dengan berpuasa di bulan Ramadhan.” (HR. Abu Daud dan An Nasa’i. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini shahih)

Lalu apa yang dimaksud dengan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam biasa berpuasa pada bulan Sya’ban seluruhnya (Kaana yashumu sya’ban kullahu)?

Asy Syaukani mengatakan,  “Riwayat-riwayat ini bisa dikompromikan dengan kita katakan bahwa yang dimaksud dengan kata “kullu” (seluruhnya) di situ adalah kebanyakannya (mayoritasnya). Alasannya, sebagaimana dinukil oleh At Tirmidzi dari Ibnul Mubarrok. Beliau mengatakan bahwa boleh dalam bahasa Arab disebut berpuasa pada kebanyakan hari dalam satu bulan dengan dikatakan berpuasa pada seluruh bulan.” (Nailul Author, 7/148). Jadi, yang dimaksud Nabishallallahu ‘alaihi wa sallam berpuasa di seluruh hari bulan Sya’ban adalah berpuasa di mayoritas harinya.

Lalu Kenapa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam tidak puasa penuh di bulan Sya’ban?

An Nawawi rahimahullah menuturkan bahwa para ulama mengatakan, “Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam tidak menyempurnakan berpuasa sebulan penuh selain di bulan Ramadhan agar tidak disangka puasa selain Ramadhan adalah wajib. ”(Syarh Muslim, 4/161)

Di antara rahasia kenapa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam banyak berpuasa di bulan Sya’ban adalah karena puasa Sya’ban adalah ibarat ibadah rawatib (ibadah sunnah yang mengiringi ibadah wajib). Sebagaimana shalat rawatib adalah shalat yang memiliki keutamaan karena dia mengiringi shalat wajib, sebelum atau sesudahnya, demikianlah puasa Sya’ban. Karena puasa di bulan Sya’ban sangat dekat dengan puasa Ramadhan, maka puasa tersebut memiliki keutamaan. Dan puasa ini bisa menyempurnakan puasa wajib di bulan Ramadhan. (Lihat Lathoif Al Ma’arif, Ibnu Rajab, 233)

Hikmah di Balik Puasa Sya’ban

1. Bulan Sya’ban adalah bulan tempat manusia lalai. Karena mereka sudah terhanyut dengan istimewanya bulan Rajab (yang termasuk bulan Harom) dan juga menanti bulan sesudahnya yaitu bulan Ramadhan. Tatkalah manusia lalai, inilah keutamaan melakukan amalan puasa ketika itu. Sebagaimana seseorang yang berdzikir di tempat orang-orang yang begitu lalai dari mengingat Allah -seperti ketika di pasar-, maka dzikir ketika itu adalah amalan yang sangat istimewa. Abu Sholeh mengatakan, “Sesungguhnya Allah tertawa melihat orang yang masih sempat berdzikir di pasar. Kenapa demikian? Karena pasar adalah tempatnya orang-orang lalai dari mengingat Allah.”

2. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam biasa berpuasa setiap bulannya sebanyak tiga hari. Terkadang beliau menunda puasa tersebut hingga beliau mengumpulkannya pada bulan Sya’ban.  Jadi beliaushallallahu ‘alaihi wa sallam apabila memasuki bulan Sya’ban sedangkan di bulan-bulan sebelumnya beliau tidak melakukan beberapa puasa sunnah, maka beliau mengqodho’nya ketika itu. Sehingga puasa sunnah beliau menjadi sempurna sebelum memasuki bulan Ramadhan berikutnya.

3.  Puasa di bulan Sya’ban adalah sebagai latihan atau pemanasan sebelum memasuki bulan Ramadhan. Jika seseorang sudah terbiasa berpuasa sebelum puasa Ramadhan, tentu dia akan lebih kuat dan lebih bersemangat untuk melakukan puasa wajib di bulan Ramadhan. (Lihat Lathoif Al Ma’arif,  hal. 234-243)
Semoga Allah subhanahu wa ta’ala memudahkan kita mengikuti suri tauladan kita untuk memperbanyak puasa di bulan Sya’ban. Semoga dengan melakukan hal ini kita termasuk orang yang mendapat keutamaan yang disebutkan dalam hadits qudsi berikut.

وَمَا يَزَالُ عَبْدِى يَتَقَرَّبُ إِلَىَّ بِالنَّوَافِلِ حَتَّى أُحِبَّهُ ، فَإِذَا أَحْبَبْتُهُ كُنْتُ سَمْعَهُ الَّذِى يَسْمَعُ بِهِ ، وَبَصَرَهُ الَّذِى يُبْصِرُ بِهِ ، وَيَدَهُ الَّتِى يَبْطُشُ بِهَا وَرِجْلَهُ الَّتِى يَمْشِى بِهَا ، وَإِنْ سَأَلَنِى لأُعْطِيَنَّهُ ، وَلَئِنِ اسْتَعَاذَنِى لأُعِيذَنَّهُ
“Dan senantiasa hamba-Ku mendekatkan diri kepadaKu dengan amalan-amalan sunnah sehingga Aku mencintainya. Jika Aku telah mencintainya, maka Aku akan memberi petunjuk pada pendengaran yang ia gunakan untuk mendengar, memberi petunjuk pada penglihatannya yang ia gunakan untuk melihat, memberi petunjuk pada tangannya yang ia gunakan untuk memegang, memberi petunjuk pada kakinya yang ia gunakan untuk berjalan. Jika ia memohon sesuatu kepada-Ku, pasti Aku mengabulkannya dan jika ia memohon perlindungan, pasti Aku akan melindunginya.” (HR. Bukhari no. 2506). Orang yang senantiasa melakukan amalan sunnah (mustahab) akan mendapatkan kecintaan Allah, lalu Allah akan memberi petunjuk pada pendengaran, penglihatan, tangan dan kakinya. Allah juga akan memberikan orang seperti ini keutamaan dengan mustajabnya (terkabulnya) do’a. (Faedah dari Fathul Qowil Matin, Syaikh Abdul Muhsin bin Hamd Al Abad)

Bagi yang ingin menjalankan puasa Sya’ban tidak perlu mengkhususkan hari tertentu. Puasanya bebas kapan pun, sesuai hari yang kita mampu. Mengenai puasa setelah pertengahan Sya’ban telah dibahas di “Hukum Puasa Setelah Pertengahan Sya’ban“.

Hanya Allah yang memberi taufik pada kebaikan.

Informasi Seputar Umroh 2015:

21 April 2015

Makna Melakukan ibadah Umroh di Bulan Ramadhan Menyamai Ibadah Haji


Makna Melakukan ibadah Umroh di Ramadhan Menyamai Haji

Alhamdulillah, segala puji bagi Allah. Shalawat dan salam semoga terlimpah kepada Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam, keluarga dan para sahabatnya.

Salah satu amal istimewa di bulan puasa adalah Umroh Ramadhan. Keutamaannya menyerupai ibadah haji. Diriwayatkan dalam Shahihain, dari Ibnu Abbas Radhiyallahu 'Anhuma, Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam bersabda kepada seorang wanita Anshar, "Apa yang menghalangimu untuk ikut berhaji bersama kami?" Ia menjawab, "Kami tidak memiliki kendaraan kecuali dua ekor unta yang dipakai untuk mengairi tanaman. Bapak dan anaknya berangkat haji dengan satu ekor unta dan meninggalkan satu ekor lagi untuk kami yang digunakan untuk mengairi tanaman." Nabi Shallallahu 'Alaihi Wasallam bersabda,

فَإِذَا جَاءَ رَمَضَانُ فَاعْتَمِرِي ، فَإِنَّ عُمْرَةً فِيهِ تَعْدِلُ حَجّ

"Maka apabila datang Ramadhan, berumrahlah. Karena sesungguhnya umrah di dalamnya menyamai ibadah haji." Dalam riwayat lain, "Seperti haji bersamaku." Lalu apa maksud dari hadits di atas?

Para ulama berbeda pendapat tentang orang yang akan mendapatkan keutamaan yang tersebut dalam hadits. Paling tidak ada tiga pendapat utama: Pertama, hadits ini khusus untuk wanita yang diajak bicara oleh Nabi Shallallahu 'Alaihi Wasallam. Di antara ulama yang berpendapat dengannya adalah Sa'id bin Jubair dari kalangan Tabi'in. (lihat fathul Baari, Ibnul Hajar: 3/609)

Sandaran pendapat ini adalah hadits Ummu Ma'qil, beliau berkata: "Haji adalah haji dan umrah adalah umrah. Sungguh Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam telah mengatakan hal ini kepada-ku; aku tidak tahu apakah itu khusus untuk-ku, -yakni: ataukah untuk manusia secara umum-." (Diriwayatkan oleh Abu Dawud, no. 1989, hanya saja lafadz hadits ini lemah. Dilemahkan oleh Syaikh Al-Albani dalam Dhaif Abi Dawud)

Pendapat kedua, Keutamaan umrah ini bagi orang yang berniat haji lalu tidak mampu mengerjakannya. Kemudian ia menggantinya dengan umrah di bulan Ramadhan. Sehingga ia mendapat pahala haji secara sempurna bersama Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam karena terkumpul dalam dirinya niat haji dalam pelaksanaan umrah.

Ibnu Rajab dalam Lathaif al-Ma'arif berkata: Dan ketahuilah, orang yang tak mampu dari satu amal kebaikan dan bersedih serta berangan-angan bisa mengerjakannya maka ia mendapat pahala bersama dengan orang yang mengerjakannya. –lalu beliau menyebutkan contoh-contohnya, di antaranya-  beberapa wanita tidak bisa berhaji bersama Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam. Maka saat beliau kembali, para wanita bertanya tentang sesuatu yang bisa mencukupkannya (menyamai) dari haji tersebut. Beliau bersabda: 'Berumrahlah di Ramadhan. Karena sesungguhnya umrah di Ramadhan  menyamai ibadah haji atau haji bersamaku'." Selesai. Ibnu Katsir dalam Tafsirnya juga menyimpulkan yang sama (I/531)

Pendapat ketiga, Pendapat madhab empat dan selainnya, bahwa keutamaan dalam hadits ini bersifat umum bagi setiap orang yang berumrah di bulan Ramadhan. Umrah di dalamnya menyamai haji berlaku bagi semua orang. Tidak khusus hanya untuk person-person atau karena kondisi tertentu. Hal ini seperti yang disebutkan dalam kitab Radd ak-Mukhtar (II/473), Mawahib al-Jalil (III/29), al-Majmu' (VII/138), al-Mughni (III/91), dan al-Mausu'ah al-Fiqhiyah (II/144)

Pendapat yang paling mendekati kebenaran adalah pendapat ketiga. Bahwa keutamaan tersebut berlaku bagi siapa saja yang berumrah di bulan Ramadhan. Hal ini didukung oleh beberapa alasan berikut ini:

Hadits tersebut bersumber diriwayatkan dari sejumlah sahabat. Al-Tirmidzi berkata: "Dalam bab ini bersumber  Ibnu Abbas, Jabir, Abu Hurairah, Anas, Wahb bin Khanbasy." Dan mayoritas riwayat mereka tidak disebutkan kisah wanita penanya.
Praktek kaum muslimin sepanjang masa dari kalangan sahabat, tabi'in, para ulama dan shalihin. Mereka sangat semangat melaksanakan umrah di bulan Ramadhan untuk mendapatkan pahala ini.
Penghususan keutamaan ini untuk mereka yang tidak mampu melaksanakan haji pada tahun tersebut terbantahkan dengan jawaban berikut ini: Sesungguhnya orang yang benar niat dan semangatnya lalu mengusahakan sebab-sebabnya yang kemudian ada sesuatu yang menghalanginya, maka Allah Subhanahu wa Ta'ala akan mencatat untuknya pahala amal melalui keutamaan niat. Maka bagaimana Nabi Shallallahu 'Alaihi Wasallam mengikat pahala dengan amal tambahan, yakni mengerjakan umrah di Ramadhan. Padahal niat yang jujur dan benar sudah cukup untuk diberikan pahala.

Makna Umrah di Ramadhan menyamai Haji


Keutamaan umrah di Ramadhan yang menyamai haji memiliki beberapa makna: Pertama, tidak diragukan lagi bahwa umrah di Ramadhan tidak mencukupkan seseorang dari kewajiban haji. Maknanya, siapa yang sudah umrah di Ramadhan tidak lantas ia terbebas dari kewajiban mengerjakan haji yang wajib.

Maksud dari hadits adalah penyamaan pahala, bukan penyamaan dalam pelaksanaan perintah. Jadi, samanya di sini adalah kadar pahala antara umrah di Ramadhan dan pahala haji. Bukan dari jenis dan bentuknya. Dan tidak diragukan lagi bahwa haji lebih utama daripada  umrah ditinjau dari jenis amal.

Maka siapa yang sudah umrah di Ramadhan maka ia mendapatkan pahala sebanyak pahala haji. Hanya saja dalam pelaksanaan ibadah haji terdapat keutamaan, keistimewaan, dan kedudukan yang tidak didapatkan dalam umrah. Seperti doa di Arafah, melempar jumrah, menyembelih hewan kurban, dan selainnya. Walaupun keduanya sama dalam kadar banyaknya pahala, namuan keduanya tidak sama dalam pelaksanaan dan jenis ibadah. Ini seperti keterangan Ibnu Taimiyah saat beliau menjelaskan hadits yang menyebutkan bahwa surat Al-Ikhlash menyamai sepertiga Al-Qur'an.

Ibnu Rahawaih berkata, makna hadits ini, -yakni hadits: "Umrah di Ramadhan menyamai haji."- seperti yang diriwayatkan dari Nabi Shallallahu 'Alaihi Wasallam bahwa beliau bersabda: "Siapa yang membaca Qul Huwallahu Ahad maka sungguh ia telah membaca sepertiga Al-Qur'an." (HR. al-Tirmidzi)

Ibnu Taimiyah dalam Majmu Fatawanya berkata, "Telah maklum abhwa maksudnya: umrahmu di Ramadhan menyamai haji bersamaku (Nabi Shallallahu 'Alaihi Wasallam). Karena sungguh ia berkeinginan untuk berhaji bersamanya. Lalu ia terhalang melakukannya. Lalu beliau memberitahukan kepadanya tentang sesuatu yang menyamai kedudukannya. Ini juga berlaku bagi sahabat lain yang kondisinya sama dengannya. Orang berakal tak akan mengatakan seperti yang dipahami orang-orang jahil, bahwa umrah salah seorang kita dari miqat atau dari Makkah menyamai haji bersamanya Shallallahu 'Alaihi Wasallam. Sungguh sangat maklum, haji yang sempurna lebih utama daripada umrah di Ramadhan. Kalau salah seorang kita mengerjakan haji wajib maka tak akan seperti berhaji bersama beliau. Maka bagaimana dengan umrah!! Maka inti dari hadits, umrah salah seorang kita dari miqat  di bulan Ramadhan seperti kedudukan haji." Selesai. Wallahu Ta'ala A'lam.

Keistimewaan Melaksanakan Ibadah Umroh di Bulan Ramadhan 2015

Keistimewaan Melaksanakan Ibadah Umroh di Bulan Ramadhan 2015

Bulan ramadhan sebentar lagi tiba, semoga allah masih memberikan kesempatan kepada kita semua untuk berjumpa kembali dengan bulan penuh rahmat dan ampunan tahun ini amin.  Seperti kita ketahui, bulan ramadhan adalah bulan yang penuh keistimewaan, di bulan ramadhan di setiap amal baik yang kita kerjakan akan mendapatkan nilai yang lebih pahala istimewa dibandingkan dengan bulan lainya. Dan salah satunya adalah dengan menjalankan ibadah umroh.

BerUmroh adalah salah satu bentuk ibadah yang memiliki keistimewaan, apalagi jika kita menjalankan Umroh di bulan Ramadhan, keistimewaanya akan lebih bertambah. Seperti kita ketahui, umroh memang berbeda dengan ibadah haji, begitu pula dengan pahala umroh tidaklah sama dengan pahala ibadah haji. Namun dalam bulan Ramadhan, terdapat satu pengecualian.

Seperti Diriwayatkan dalam Shahihain, dari Ibnu Abbas Radhiyallahu ‘Anhuma, Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda kepada seorang wanita Anshar, “Apa yang menghalangimu untuk ikut berhaji bersama kami?” Ia menjawab, “Kami tidak memiliki kendaraan kecuali dua ekor unta yang dipakai untuk mengairi tanaman. Bapak dan anaknya berangkat haji dengan satu ekor unta dan meninggalkan satu ekor lagi untuk kami yang digunakan untuk mengairi tanaman.” Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda, “Maka apabila datang Ramadhan, berumrahlah. Karena sesungguhnya umrah di dalamnya menyamai ibadah haji.” Dalam riwayat lain, “Seperti haji bersamaku.”

Para ulama berbeda pendapat tentang siapa yang akan mendapatkan keutaman umroh di bulan Ramadhan sebagaimana yang disebutkan dalam hadits tersebut.

Keutamaan dalam hadits ini hanya khusus untuk wanita yang diajak bicara oleh Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam tersebut.

Keutamaan umrah ini bagi orang yang berniat haji lalu tidak mampu mengerjakannya. Kemudian ia menggantinya dengan umrah di bulan Ramadhan. Sehingga ia mendapat pahala haji secara sempurna bersama Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam karena terkumpul dalam dirinya niat haji dalam pelaksanaan umrah. Salah satu ulama yang berpendapat seperti ini adalah imam Ibnu Katsir
Keutamaan umroh ini adalah bagi semua orang yang berumroh di bulan Ramadhan, tidak khusus bagi orang tertentu atau dalam kondisi tertentu. Ini  adalah pendapat ulama mayoritas ulama, termasuk di dalamnya ulama empat madzab. Dan insya Allah ini adalah pendapat yang paling benar

Namun yang perlu diperhatikan, bahwa ibadah umroh di bulan Ramadhan dengan keutamaanya yang menyamai ibadah haji, tetaplah tidak sama dengan ibadah haji. Dengan kata lain, umroh di bulan Ramadhan, meskipun mendapatkan pahala menyamai ibadah haji, akan tetapi tetap tidak menggugurkan kewajiban ibadah haji bagi mereka yang mampu.



Maksud dari hadits tersebut diatas adalah penyamaan pahala, bukan penyamaan dalam pelaksanaan perintah. Jadi, samanya di sini adalah kadar pahala antara umrah di Ramadhan dan pahala haji. Bukan dari jenis dan bentuknya. Dan tidak diragukan lagi bahwa haji lebih utama daripada  umrah ditinjau dari jenis amal. 

Wallahu A’lam Bisshowab

BERIHRAM DI AKHIR SYA’BAN DAN MELAKSANAKANNYA DI BULAN RAMADAN. APAKAH DIA MENDAPATKAN PAHALA UMRAH DI BULAN RAMADHAN?

Melaksanakan umroh di bulan ramadhan 2015

Seseorang berihram untuk umrah sebelum azan Maghrib di akhir hari bulan Sya’ban. Setelah magrib, dimumkan masuknya bulan Ramadhan. Apa dia terhitung berumrah di bulan Ramadhan atau tidak? Maksudnya, dia memulai niat ihram sebelum magrib, dan melaksanakan umrah waktu malam –malam Ramadhan-


Alhamdulillah

Melaksanakan ibadah umrah di bulan Ramadhan pahalanya besar yaitu (setara dengan) pahala haji. Dari Ibnu Abbas radhiallahu anhuma sesungguhnya Rasulullah sallallahu’alaihi wa sallam bertanya kepada wanita Anshar,

مَا مَنَعَكِ أَنْ تَحُجِّي مَعَنَا ؟ قَالَتْ : لَمْ يَكُنْ لَنَا إِلا نَاضِحَانِ [بعيران] ، فَحَجَّ أَبُو وَلَدِهَا وَابْنُهَا عَلَى نَاضِحٍ ، وَتَرَكَ لَنَا نَاضِحًا نَنْضِحُ عَلَيْهِ ، قَالَ : فَإِذَا جَاءَ رَمَضَانُ فَاعْتَمِرِي ، فَإِنَّ عُمْرَةً فِيهِ تَعْدِلُ حَجَّةً . وفي رواية لمسلم:  حجة معي. (رواه البخاري، رقم  1782، ومسلم، رقم 1256)

“Apa yang menghalangi anda (tidak menunaikan) haji bersama kami? (Wanita tersebut) menjawab: “Kami tidak mempunyai kecuali dua unta (untuk irigasi). Ayah dan anaknya menunaikan haji (dengan membawa) satu unta. Dan kami ditinggali satu unta untuk menyirami. (Nabi sallallahu’alaihi wa sallam) bersabda: “Kalau datang bulan Ramadhan, tunaikanlah umrah, karena umrah pada (bulan itu, pahalanya) setara dengan haji.” Dalam redaksi dari riwayat Muslim, “Berhaji bersamaku”. (HR. Bukhari, 1782, Muslim, 1256)

Seorang muslim agar mendapatkan pahala yang agung, maka hendaknya dia berihram untuk umrah dan melaksanakan manasiknya di bulan Ramadhan. Bukan berihram hari terakhir bulan Sya’ban dan menunaikan manasiknya di bulan Ramadhan. Tidak juga berihram (umrah) bulan Ramadhan dan menunaikan manasiknya di bulan Syawwal.

Ada dua gambaran  tidak menunaikan umrah (yang mendapatkan pahala) setara dengan haji.

Gambaran pertama, berihram untuk umrah di akhir bulan Sya’ban dan menunaikan manasiknya setelah memasuki Ramadhan

Gambaran kedua, berihram untuk umrah sebelum terbenam matahari pada hari terakhir Ramadhan  dan menunaikan manasiknya di malam Ied.

Syekh Muhammad Shaleh Al-Utsaimin rahimahullah berkata: “Orang yang berumrah di bulan Ramadhan, dia diharuskan memulai ihram umrahnya dan mengakhirinya di bulan Ramadhan. Dari (gambaran) itu, kita bisa mengambil contoh lain. Jika seseorang sampai di miqat pada jam terakhir di bulan Sya’ban dan memulai ihram umrah, kemudian matahari terbenam, lalu Ramadhan masuk dengan terbenamnya matahari kemudian dia tiba di Mekkah, lalu thawaf, sa’i dan memendekkan rambut (tahallul). Apakah hal ini dikatakan dia berumrah di bulan Ramadhan?

Jawabannya adalah: Tidak. Karena dia memulai umrah sebelum masuk bulan Ramadhan.

Contoh ketiga, seseorang berihram umrah sebelum terbenam matahari di hari terakhir bulan Ramadhan, lalu dia thawaf dan sa’i pada malam Ied. Apakah dia dikatakan menunaikan Umrah di bulan Ramadhan? Jawabannya adalah: Tidak. Dia tidak dianggap berumrah di bulan Ramadhan, karena dia mengeluarkan bagian dari pelaksanaan umrah dari Ramadhan. Yang dianggap umrah Ramadhan (adalah) memulai ihram hingga selesai (di bulan tersebut).” (Majmu Fatawa Syekh Al-Utsaimin, 21/352, 353)

Wallahu’alam .


17 Agustus 2014

Info dan Tips : Saat umroh atau Haji tahun 2014, disarankan Jangan Lepas dari Mahram


Jangan Lepas dari Mahram  Saat umroh atau Haji

“Bismillahi Allahu Akbar, Bismillahi Allahu Akbar, Bismillahi Allahu Akbar.” Kata-kata ini terus diucapkan jamaah umroh ketika memulai tawaf sambil melihat ke arah pintu Ka’bah dan mengangkat tangan serta melemparkan cium melalui tangan ke arah pintu ka’bah.

Tawaf adalah suatu ritual mengelilingi Ka’bah sebanyak tujuh kali sebagai bagian pelaksanaan ibadah haji atau umroh. Walau terlihat sangat remeh dan sederhana namun saat dilakukan bersama ribuan orang jamaah haji atau umroh menjadi hal tersebut bisa menjadi masalah besar.

Kepadatan jamaah umroh tidak seberapa dibandingkan ketika musim haji tiba, keadaan akan semakin padat. Wakil Ketua Lembaga Bahtsul Masail Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), KH Cholil Nafis PhD menjelaskan tawaf pada saat umroh salah satu syaratnya haruslah dalam keadaan suci atau dalam keadaan berwudhu. Namun, karena padatnya lokasi tawaf, para jamaah umroh pasti akan sering tersenggol dengan umat Muslim yang bukan mahramnya.

Tips melakukan tawaf saat travel umroh :

Keadaan yang padat di tanah suci akan sangat memungkinkan terlepas dari rombongan umroh lainnya.
berikut tips melakukan tawaf saat umroh mencegah lepas dari mahram antara lain:
  • Disarankan para jamaah umroh agar jangan sampai lepas mitra
  • Selalu dekat dengan mahramnya, boleh suami, istri ataupun ibu
  • Bergandengan tangan saja, atau dipeluk dengan mahramnya
  • Wanita, baik istri ataupun ibu harus ditempatkan di depan. Jangan dibiarkan di belakang sang suami.
Wanita itu lebih lemah fisiknya, karena itu harus dijaga oleh mahramnya. Sebelum memulai rukun umroh, sebaiknya tentukan meeting point sebagai bentuk antisipasi jika terlepas dari rombongan. Tandai akan ketemu di arah mana. Misalnya di pintu Alfatah atau tempat lain arah ke Safa Marwah sebelum melakukan sa’i.

Bersetuhan Batal atau tidak

Menurut madzhab Imam Syafii, hal tersebut akan membatalkan wudhu. Sebaiknya pindah ke madzhab Imam Maliki, sebab, menurutnya, tidak akan batal wudhu jika bersentuhan dengan bukan mahram selama tidak syahwat. “Selama di Tanah Suci kita ikuti mahzab yang jika bersentuhan tidak batal wudhu,” katanya.
sebagian alim ulama menyikapi hal tersebut cenderung tidak membatalkan wudhu. selama tidak menimbulkan syahwat. Kondisi dan situasi akan padatnya para jamaah sedikit memungkinkan apabila tidak bersentuhan dengan jamaah umroh lainnya, apalagi bila kecelakaan terjadi diluar dugaan yang dapat membahayakan jamaah itu sendiri. 

Mengenai doa, saat tawaf tidak ada doa-doa yang diwajibkan. Semua doa sunnah. Terlebih ketika keadaan padat akan sulit membaca doa dari buku karena akan tersenggol. cukup membacadoa yang dihafal saja, boleh dzikir, shalawat, istighfar atau yang lainnya. Para jamaah umroh juga sering lupa akan hitungan putaran. Untuk menghindari agar tidak lupa, jamaah sebaiknya menghitung dengan kepalan tangan atau dengan tasbih yang hanya terdiri dari tujuh buah.

Posisi terbaik tawaf adalah selalu menghadap Ka’bah. Allah akan memberikan pahala yang besar dan Allah akan menurunkan 80 rahmat.  Waktu paling padat saat hari biasa untuk melakukan tawaf adalah saat shalat Ashar hingga menjelang salat Maghrib dan Isya. Penyebabnya, banyak orang ingin shalat berjamaah di area Ka’bah sehingga area tawaf menjadi semakin sempit dan jamaah wanita akan diminta pergi ke area shalat perempuan.
Semoga Info dan Tips : "Saat umroh atau Haji tahun 2014, disarankan Jangan Lepas dari Mahram" dapat menambah wawasan dan bermanfaat.
 Amin ya robbal-a'lamin...

info seputar umroh lainnya:


Terima kasih
Wassalam

12 Agustus 2014

Jamaah Travel umroh tahun 2014 bisa kunjungi wisata kerajaan Arab Saudi


Jamaah travel umroh tahun 2014 bisa kunjungi wisata kerajaan
Presiden Mesir Abdel Fatah El Sisi.


Mungkin kebanyakan dari anda ada yang sudah menunaikan ibadah haji atau umroh, tapi apakah anda pernah berumroh atau haji kemudian mengunjungi resort kerajaan arab saudi?

Pada akhir tahun 2014 ini ada berita yang menarik seputar umroh promo di bulan desember 2014, bahwa selain anda bisa menunaikan ibadah umroh anda juga dapat berwisata ke resort kerajaan. Pangeran Sultan bin Salman memperbolehkan bagi para jamaah umroh plus tahun 2014 dapat mengunjungi resort wisata kerajaan usai pelaksanaan haji tahun 2014 ini. Hal itu diungkap, Ketua Komisi Pariwisata dan Sejarah Arab Saudi, Pangeran Sultan bin Salman. Hal tersebut dinilai positif dalam upaya mendongkrak para jamaah umroh dan wisatawan muslim untuk berkunjung di arab saudi. para peziarah dari 65 negara juga akan mendapatkan manfaat dari program tersebut. 

Akan tetapi dalam pelaksanaan program tersebut visa turis umroh tidak akan diterbitkan guna memberikan kesempatan percepatan pembangunan proyek-proyek pariwisata dan infrastruktur pendukungnya.

Ia mengatakan para peziarah dari 65 negara akan mendapatkan manfaat dari program tersebut.serta pengunjung asing dalam upaya mendongkrak kunjungan wisatawan asing di Arab Saudi," ucapnya, seperti dilansir arabnews.com, Senin . Selain itu juga sektor pariwisata akan mampu menciptakan ribuan lapangan kerja bagi warga negara Saudi

program tersebut sudah diperhitungkan oleh para pihak yang berkaitan, dalam proses pengembangan program tersebut dibutuhkan tenaga kerja yang cukup berkompeten guna memenuhi kebutuhan standarisasi yang tak lain adalah demi kenyamanan pengunjung. apalagi wisatawan muslim yang sedang beribadah umroh, segala hal akan dipersiapkan secara matang.  "Kami juga menargetkan para ekspatriat yang bekerja di Kerajaan, dan Kami akan bekerja sama dengan universitas Saudi untuk mengembangkan program-program akademik untuk memenuhi kebutuhan tenaga kerja di sektor perjalanan dan pariwisata," kata pangeran. 

"Kami akan menyediakan fasilitas terbaik untuk para tamu Allah. Seperti yang saya katakan sebelumnya, kami akan membantu jamaah umroh 2014 yang hendak  mengunjungi resort wisata Kerajaan," ucapnya

sekian info tentang "Jamaah travel umroh tahun 2014 bisa kunjungi wisata kerajaan"  semoga dapat bermanfaat bagi anda.

Terima kasih
wassalam


8 Agustus 2014

Jamaah umroh indonesia dilarang berfoto dengan unta



Seiring mewabahnya virus mers di arab saudi, Wakil Menteri Kesehatan Ali Gufron Mukti meminta calon jamaah umroh Indonesia yang ingin berangkat umroh di tahun 2014-2015 ini agar melakukan cek kesehatan dan konsultasi dokter sebelum berangkat umroh. Ini penting dilakukan menyusul kian menyebarnya virus penyakit MERS di Arab Saudi.
”Cek kesehatan jamaah umroh sangat diperlukan untuk menghidari terjangkitnya virus MERS. Namun bagi mereka yang sudah terlanjur beli tiket saya harap untuk menjaga pola hidup bersih dan sehat, mulai dari makan dan menjaga keseimbangan asupan gizi,” katanya usai menjadi pembicara dalam seminar internasional di Universitas Ahmad Dahlan (UAD) Yogyakarta, Sabtu (10/5).
Menurutnya, hingga saat ini pemerintah belum melakukan pembatalan keberangkatan umroh tahun 2014, meski virus MERS sedang melanda Timur Tengah.
Diakuinyaa, virus MERS ini menyerang siapa saja. Beberapa golongan rentan seperti wanita hamil, kaum usia lanjut di atas 65 tahun serta anak-anak di bawah usia 12 tahun sangat rentan terjangkit virus tersebut.
Namun kata dia, selama di tanah suci, para jamaah umroh diharapkan selalu menggunakan masker bila berada dikerumunan. Mereka juga harus tetap menjaga kebersihan dengan selalu mencuci tangan apabila setelah melakukan aktivitas.
Dia juga mengimbau agar para jamaah umroh  2014 tidak mendatangi peternakan maupun berfoto dengan unta selama di Timur Tengah. ”Juga hindari makan daging-daging yang tidak matang benar,” katanya.
Menurutnya, seseorang terjangkit MERS dapat dilihat dengan keluhan batuk, pilek, panas tingg serta nafas yang tersengal-sengal. Dari 48 pasien yang diduga terjangkit MERS setelah diperiksa intensif ternyata negarif.

7 Agustus 2014

Pengelola travel umroh mengingatkan Latih fisik sebelum berangkat umroh

Latih fisik sebelum berumroh Ribuan jamaah ibadah umrah tahun 2014 asal Indonesia yang saat ini tengah berada di Tanah Suci pasti sedang merasakan hawa dingin yang menggigit. Bagaimana tidak, suhu udara di dua kota paling suci bagi umat Muslim, Makkah dan Madinah, dilaporkan berada di titik 9-11 derajat Celcius.
Para jamaah tersebut tentu sudah menyiapkan bekal dari Tanah Air untuk menghadapi musim dingin di Arab Saudi. Karena informasi seperti kondisi cuaca di negeri tersebut akan selalu diperbarui oleh pihak biro perjalanan haji dan umrah saat melaksanakan manasik menjelang keberangkatan. 
Menurut informasi, latihan fisik sebelum berangkat umroh sangat memengaruhi kondisi jamaah selama melaksanakan ibadah di Masjid Nabawi maupun Masjidil Haram. Lebih dari itu, program manasik juga menyampaikan berbagai persiapan yang harus dilakukan jamaah selama berada di Indonesia. Mulai dari mempersiapkan barang bawaan hingga menjaga kesehatan fisik dan mental.
Ia mengatakan, kondisi cuaca yang di Makkah saat ini sangat tidak lazim bagi sebagian masyarakat Indonesia. Situasi iklim yang kurang bersahabat itu diperkirakan akan berlangsung hingg akhir Maret. Untuk itu, bagi calon jamaah umroh yang baru akan melakukan perjalanannya di sisa Februari dan Maret mendatang, diminta untuk lebih mempersiapkan diri. Jangan sampai keadaan cuaca mengalahkan niat bertamu ke rumah Allah SWT.
Persiapan paling awal dimulai dari rumah. Bagaimanapun kondisi cuacanya, jamaah harus siap menghadapinya, apalagi umrah dan haji merupakan ibadah yang banyak membutuhkan ketahanan fisik. Karenanya, sebelum berangkat calon jamaah umroh disarankan rutin latihan berjalan kaki santai, minimal 30 menit di pagi hari
Dengan terbiasa melakukan aktivitas fisik, para calon jamaah umroh tidak akan kelelahan mengelilingi Ka’bah tujuh putaran, sa’i, ataupun pulang-pergi hotel-masjid setiap masuk waktu shalat.
Untuk menambah daya tahan tubuh, salah satu yang penting dilakukan jamaah adalah mengonsumsi multivitamin dan suplemen kesehatan tambahan. Termasuk membiasakan diri untuk rajin minum air putih. Bagi jamaah yang memiliki masalah kesehatan seperti kolesterol, hipertansi, dan lainnya, disarankan agar mengikuti anjuran dokter dan memperhatikan pantangan makanan.
Mengenai perlengkapan, termasuk pakaian selama beribadah umrah, disarankan agar membawa secukupnya. Jangan sampai barang bawaan mengganggu kelancaran pelaksanaan ibadah. “Paling banyak bawa 10 potong pakaian untuk ibadah, dan tiga baju tidur. Jadi, sisa koper bisa dimasukkan oleholeh,” katanya.
Mengingat suhu dingin di Tanah Haram bakal berlangsung hingga akhir Marat, jamaah disarankan pula membawa baju penghangat dan jaket untuk melindungi baju bagian dalam. Bagi jamaah lakilaki yang mengenakan baju koko, ada baiknya ditambah dengan baju penghangat/sweater di lapisan dalamnya. Penggunaan sarung tangan dan kaus kaki juga sangat dianjurkan.

Hindari wewangian saat umroh di tanah suci

Bagi jamaah umroh perempuan, disarankan agar menghindari penggunaan sepatu hak tinggi, pemulas bibir berwarna terang, wewangian berbau menyengat, dan pakaian yang terlalu tipis hingga menerawang. Memakai sepatu datar yang nyaman di kaki lebih berguna dibandingkan dengan jenis sepatu lainnya. Namun begitu, ada saja jamaah yang tetap membawa sandal atau sepatu hak tinggi.
Sebaliknya, para jamaah umroh juga jangan lupa membawa sajadah. Hal ini sangat penting karena bisa menentukan kesehatan jamaah umroh itu sendiri serta mengingat tidak sedikit tamu Allah ini masuk angin akibat duduk lama di lantai Masjidil Haram maupun Masjid Nabawi yang dingin. Sajadah juga sebagai persiapan bila jamaah tidak mendapatkan saf shalat yang dilapisi karpet.
Selama di sana, banyak-banyak minum air putih atau zamzam. Pilih air zamzam yang tertulis tidak dingin ( not cold). Dan, untuk makanan, jamaah umroh disarankan menghindari makan daging kambing. Selama ini banyak jamaah yang gemar jajan di luar hotel, seperti makan kebab. Lagi pula, makanan di hotel yang disediakan cukup banyak dan relatif enak serta bergizi.
Soal oleh-oleh untuk keluarga diingingatkan agar jamaah mencukupkan diri membeli air zamzam dan kurma dari Tanah Suci. Sementara oleh-oleh lainnya, seperti sajadah, mukena, tasbih bisa diperoleh di Tanah Abang, Jakarta, dengan harga yang tidak berbeda jauh.

Pemerintah Mekkah bangun terowongan untuk para jamaah haji dan umroh



Pemerintah kota Mekkah membangun terowongan bagi pejalan kaki yang sedang berumroh atau haji yang membentang dari Mekkah ke Masjid Agung. upaya pembangunan tersebut memberikan kemudahan para jamaah haji dan umroh di tahun 2014 dalam menempuh ibadahnya di tanah suci. Seiring dengan cuaca yang bersifat ekstrim serta meningkatnya para jamaah dari segala penjuru dunia yang hendak melaksanakan ibadah haji dan umroh. Maka, dibangunlah fasilitas untuk mempercepat akses menuju ke masjidil haram. 
jadi, para Jamaah yang melakukan ibadah haji dan umroh bisa berjalan kaki dari kawasan Jaroul langsung menuju ke Masjidil Haram. 

Menariknya fasilitas yang didirikan pemerintah kota mekkah itu dibangun lengkap dengan pendingin udara, pemadam api darurat, sistem pencahayaan yang canggih dan sistem keamanan setiap saat. Selain itu, terowongan sepanjang 600 meter dan lebar 15 meter ini akan diperpanjang hingga stasiun pemberhentian transportasi public dan akan berakhir di King Abdullah di daerah utara Masjidil Haram.

Terowongan tersebut dibagi menjadi dua bagian. Bagian pertama selebar enam meter yang dikhususkan untuk aparat keamanan dan digunakan dalam keadaan darurat demi menjaga keselamatan para jamaah hai dan umroh. Sementara bagian kedua bisa digunakan bagi para jamaah yang hendak berziarah. Terowongan juga diperkirakan akan melayani ribuan peziarah setelah proyek kereta api selesai.

semoga info mekkah bangun terowongan untuk para jamaah haji dan umroh dapat menjadi informasi yang berguna untuk anda.
terima kasih 
wassalam

Calon Jamaah Haji dan Umroh 2014 Dilarang Bawa Kompor


Larangan bawa kompor saat Haji dan Umroh 2014-2015
Seluruh calon jamaah haji dan umroh dilarang membawa kompor saat menunaikan ibadah sebab dilarang dalam penerbangan saat menuju ke tanah suci. Peringatan tersebut sudah diberitakan kepada pihak panitia penyelenggara travel haji dan umroh 2014-2015. Keselamatan para jamaah lebih dioptimalkan mengingat akan bahaya yang bisa terjadi diluar dugaan. Perlu adanya antisipasi akan terjadinya kebakaran saat penerbangan. Hal itulah yang menjadi penyebab pelarangan membawa kompor, tidak lain demi keselamatan dan kenyamanan pengguna pesawat terbang.

“Kompor gas, kompor minyak dan apapun yang mengandung gas tidak boleh dibawa. Tolong disampaikan kepada seluruh calon haji atau umroh (calhaj) yang akan berangkat ke Tanah Suci di tahun 2014 ini,” kata Kepala Bandara Hang Nadim Batam, Suprasetyo dalam Rapat Koordinasi Persiapan Embarkasi Hang Nadim Batam, 

Suprasetyo menjelaskan, dalam pengalamannya selalu ada di antara jamaah haji dan umroh yang membawa kompor. Padahal, barang-barang tersebut terlarang dibawa dalam demi keselamatan penerbangan.
Ia meminta Panitia Pelaksana Travel Umroh dan haji . embarkasi sudah mengingatkan kepada setiap calon jamaah haji dan umroh agar tidak membawa kompor. Jamaah juga harus diyakinkan tidak perlu khawatir dengan konsumsi karena petugas di sana telah menyiapkannya.

Selain kompor, dia mengingatkan para calon jamaah haji dan umroh tidak menyimpan pisau, gunting kuku, dan senjata di tas kabin. Silakan menyimpan di dalam bagasi ‘check in’ sesuai dengan peraturan penerbangan.

Kabandara juga telah menyatakan pihaknya sudah mempersiapkan ruang tunggu, mushala, toilet, serta alur kedatangan dan keberangkatan calon jamaah haji dan umroh mulai dari tiba penerbangan hingga berangkat ke Tanah Suci. “Toilet kami buka, tempat wudu dan mushala juga disiapkan bagi jamaah haji dan umroh yang hendak shalat sunah,” tuturnya.